2017 Angka Konsumsi Ikan Sumsel Capai 47.68 Kg Atau Naik 8.2 Persen Dibanding 2016

6 tahun ago
366

PALEMBANG,HS – Komisi IV DPR RI memuji Pemerintah Provinsi Sumsel yang sudah menyiapkan 9.7 hektar lahan untuk kantor baru stasiun karantina ikan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan (SKIPM) Palembang yang terletak di jalan soekarno hatta.

Ketua Komisi IV DPR RI Eddi Prabowo Mengatakan, Pemprov Sumsel, dalam hal ini Gubernur Provinsi Sumsel, H. Alex Noerdin, menyediakan lahan untuk kantor pusat SKIPM, adalah pemikiran yang sangat bagus, menjadikan wilayah SKIPM Sumsel pusat.

Lanjutnya, namun dirinya mengakui hal yang paling penting, yang harus diingat adalah jangan sampai Stasiun Karatina, di Bandara SMB II tidak lagi difungsingkan, disebabkan konsep Karantina sendiri adalah pelayanan untuk masyarakat, juga sebagai penghukuman jika ada pelanggaran.

“Terserah diatur dimana nantinya yang penting di bandara ada kantor Karantina, yang mudah dijangkau. Bagaimana pun juga tidak banyak masyarakat yang tau, jika membawa ikan di Bandara harus masuk ke Karantina terlebih dahulu atau tidak maka itu, harus ada pelayanan di Bandara,” ujar Eddi Prabowo saat kunker di balai stasiun ikan, Sabtu (28/4/2018).

Sementara itu, Kepala Badan Karatina Ikan, Pengendalian Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan, Rina menambahkan, pihaknya sangat berterimah kasih kepada, Gubernur Sumsel yang sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan SKIPM Sumsel.

“Ya, kami sangat berterimah kasih kepada bapak gubernur,” pungkasnya

Ia juga menjelaskan, bahwa Pada tahun 2016, produksi perikanan tangkap Provinsi Sumatera Selatan mencapai 187.568 ton terdiri dari 69.583 ton perikanan tangkap laut (37,1%) dan 117.985 ton perikanan umum daratan (62,9%).  Sedangkan perikanan budidaya mencapai 582.2 ribu ton dengan komoditas utama Nila (43.5%), Patin (41.6%) dan udang (11.0%).

“Terdapat 1.624 Unit pengolahan ikan terdiri dari 9 UPI skala Menengah Besar (0.55%) berupa pengolahan udang, sidat, ikan dan paha kodok, serta sekitar 1.615 UPI skala Mikro-Kecil yang tersebar di Palembang (396 unit), Ogan Komering Ilir (262 unit), Banyuasin (23 unit), Muara Enim (172 unit), Musi Banyuasin (129 unit) yang didominasi oleh pengolahan pelumatan daging, penggaraman, dan pengasapan,” pungkasnya

Ia juga mengungkapkan, pada tahun 2017, angka konsumsi ikan Provinsi Sumatera Selatan mencapai 47.65 kg/kap (data sementara) atau naik 8.5% dibanding 2016 dengan tingkat preferensi konsumen terhadap komoditas air tawar dan sungai sekitar 64%.

“Pada tahun 2017, nilai ekspor yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan sebesar USD 12.8 juta dengan komoditas utama udang (66.8%), paha kodok (18.4%), dan sidat (12.4%) dengan negara tujuan utama Jepang (43.0%), Uni Eropa (20.3%) dan Amerika Serikat (18.3%),” tuturnya

Sedangkan pada tahun 2018 (periode Jan-Feb), ekspor Provinsi Sumatera Selatan mencapai USD 1.83 juta atau meningkat sebesar 64.3% dengan volume sebesar 450 ton atau meningkat 87.6%.

“Dibandingkan pada periode sebelumnya yakni tahun 2017, dengan komoditas utama udang, sidat dan paho kodok sangat meningkat, ini adalah menjadi faktor peningkat ekspor di Sumsel,” jelasnya