2017 Iklim Panas Akan Lebih Ekstrem Dari 2016
Hal ini diungkapkan oleh Kasi Data dan Informasi BMKG Kenten Palembang, Indra Senin (23/1).
“Ya, iklim panas ini akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya tetapi tetap masih dibawah tahun 2015 yang lalu.” ujarnya
Dia juga menjelaskan, ditahun 2015 yang lalu kondisi iklim panas disumsel sangat tinggi sehingga menyebabkan kekeringan sangat parah, berbeda dengan tahun 2016 meskipun iklim panas masih disertai dengan hujan sehingga kekeringan pun tidak terlalu parah.
“Nah, untuk tahun 2017 ini kondisi iklim panasnya tak beda jauh dengan 2016 masih disertai hujan, sehingga masih katagori normal.” singkatnya
Lanjutnya, Sejauh ini tidak ada fenomena langka untuk iklim panas ditahun 2017 Untuk saat ini sampai dengan pertengahan Mei mendatang masih memasuki musim hujan, kemudian dari bulan Mei mendatang sampai dengan akhir September bahkan Oktober mendatang memasuki musim panas.
Disinggung adanya isu kondisi iklim panas bakal lebih parah dibandingkan 2015 yang lalu sehingga dapat menyebabkan kebakaran hutan yang lebih parah, Dia mengatakan, hal tersebut tidak benar.
“Itu tidak benar menurut pengamatan kami kondisi iklim panas masih katagori normal dan tidak ada fenomenal.” jelasnya
Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah menyampaikan, pihaknya telah mendapatkan informasi dari Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang memprediksikan kondisi iklim bahkan lebih ekstrem dibandingkan tahun 2016 yang lalu.
“Untuk mewaspadai ini kami telah melakukan komunikasi koordinasi dan meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat persiapan menghadapi Kebakaran Hutan dan Lahan.” katanya.
Dia juga menambahkan, Selain itu pihaknya akan bekerjasama dengan seluruh instansi terkait, mulai dari Pemerintah Daerah, TNI/POLRI, perusahaan, hingga seluruh lapisan masyarakat. Guna melakukan pencegahan adanya Karhutlah.
“1 Februari 2017 dimulai sosialisasi, dari awal mulai terinformasi dan kami tetap waspada Makanya, kami selalu komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat. Agar masyarakat jangan membuka lahan menggunakan cara lama (membakar),” bebernya.
Dirinya juga menambahkan, sedikitnya ada lima kabupaten yang mempunyai lahan gambut, perlu mendapatkan perhatian serius. Seperi, Kabupaten OKI, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, dan Kabupaten Muaraenim.
“Kami akan ajak sektor terkait. Untuk bersama-sama memberikan pelatihan dan sosialisi mengenai bahaya kebakaran hutan dan lahan,” urainya.
Berdasarkan data yang ada di BPBD Provinsi Sumatera Selatan luas kebakaran Tahun 2015 mencapai 736.563 Hektar. Dengan rincian, Banyuasin 141.126 hektar, Empat Lawang 914 Hektar, Lahat 2.789 hektar, Muara Enim 36.196 Hektar, Musi Banyuasin 108.281 Hektar, Musi Rawas 52.167 Hektar, Musi Rawas Utara 14,501 Hektar, Ogan Ilir 12.297 Hektar, Ogan Komering Ilir 377.333 Hektar, Ogan Komering Ulu 1.088 Hektar, Ogan Komering Ulu Timur 3.991 Hektar, Palembang 380 Hektar, Penukal Abab Lematang Ilir 5.904 Hektar.(MDN)
Terkini
Berita TerbaruTrending
Berita Populer-
2