2017 Nilai Ekspor Dan Impor Sumsel Meningkat
PALEMBANG,HS – Perdagangan luar negeri memiliki peranan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan. Kegiatan perdagangan luar negeri, terutama ekspor merupakan salah satu sumber terbesar bagi penerimaan devisa. Dengan devisa tersebut negara/daerah dapat membeli barang-barang impor yang dibutuhkan untuk konsumsi dan menunjang sektor industri.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), data terakhir di November 2017, meunjukan nilai ekspor Provinsi Sumsel mencapai nilai sebesar US$ 401,41juta. Nilai ekspor ini mengalami peningkatan sebesar 1,38 persen dibandingkan bulan Oktober 2017.
“bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 (Januari-November 2016), nilai ekspor Provinsi Sumsel mengalami peningkatan sebesar 108,76 persen”, kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumsel Yos Rudiansyah, ketika di jumpai dikantornya. Rabu (3/1/2018).
Naiknya nilai ekspor Provinsi Sumsel bulan November 2017 dibanding Oktober 2017 sebesar 1,38 persen disebabkan oleh naiknya nilai ekspor migas sebesar 33,46 persen, yaitu dari US$ 20,05 juta menjadi US$ 26,76 juta
sedangkan nilai ekspor nonmigas turun sebesar 0,33 persen dari US$ 375,91 juta menjadi US$ 374,65 juta.
“Nilai ekspor Provinsi Sumsel bulan November 2017 sebesar US$ 401,41 juta terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 26,76 juta dan US$ 374,65 juta merupakan hasil ekspor komoditi nonmigas”, ungkap Yos.
Meskipun nilai ekspor Migas naik, akan tetapi untum nilao ekspor non migas mengalami penurunan di bandingkan bulan oktober 2017.
Menurunnya ekspor nonmigas bulan November 2017 dibandingkan bulan Oktober 2017, jelas Yos, di akibatkan oleh menurunnya komoditi utama ekspor nonmigas yaitu komoditi karet, batubara, udang, kopi dan teh yang menurun jumlah pengirimannya. Sedangkan komoditi utama lainnya seperti minyak kelapa sawit dan fraksinya dan kayu/produk kayu mengalami peningkatan nilai ekspor.
“Nilai ekspor nonmigas Sumsel pada periode Januari – November 2017 masih didominasi oleh komoditas karet yang mencapai nilai sebesar US$ 1.915,44 juta, diikuti oleh Batubara sebesar US$ 491,60 juta dan Minyak kelapa sawit dan fraksinya sebesar US$ 157,44 juta”, ujarnya.
Lanjut Yos, Tiongkok, Amerika Serikat dan Malaysia menjadi negara tujuan utama Ekspor Sumatera Selatan pada periode Januari – November 2017, masing-masing mencapai US$ 1.114,58 juta, US$ 360,03 juta dan US$ 337,40juta, dengan peranan ketiganya mencapai 49,05 persen dari total ekspor periode Januari – November 2017.
Sementara itu, untuk Ekspor ke Uni Eropa pada Januari – November 2017 mencapai US$ 384,66 juta. Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2016, ekspor ke Uni Eropa mengalami peningkatan sebesar US$ 129,12 juta.
“Begitu juga, ekspor ke ASEAN mencapai US$ 751,44 juta atau mengalami peningkatan sebesar US$ 404,86 dibandingkan periode yang sama tahun 2016”, ungkapnya.
Selain itu, untuk nilai Impor Provinsi Sumsel sepanjang bulan November 2017 juga mengalami peningkatan sebesar US$ 55,33 juta atau naik sebesar 90,36 persen jika dibandingkan bulan Oktober 2017. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan nilai impor pada periode yang sama tahun 2016 (Januari – November 2016) nilai impor Sumatera Selatan menurun dari US$ 994,16 juta menjadi US$ 392,00 juta atau turun sebesar 60,57 persen.
“Impor Provinsi Sumsel bulan November 2017 sebesar US$ 55,33 juta terdiri dari impor migas sebesar US$ 5,08 juta dan nonmigas sebesar US$ 50,25 juta”, jelas Yos.
Tiga Negara asal impor utama, Jelasnya, yaitu Tiongkok dengan nilai impor sebesar US$ 120,48 juta, diikuti Malaysia dengan nilai impor US$ 73,90 juta, dan Italia dengan nilai impor mencapai US$
38,88 juta.
“Secara keseluruhan pada periode Januari – November 2017, kedua belas negara utama asal barang impor memberikan peran sebesar 90,05 persen dari total impor sedangkan sisanya sebesar 9,95 persen dari negara lainnya. Menurut pengelompokan wilayah, impor Sumsel sebesar US$ 117,47 juta (29,97 persen) berasal dari negara ASEAN dan US$ 60,75 juta (15,50 persen) berasal dari negara-negara Uni Eropa”, ujar Yos.
Selama Bulan November 2017, Tambah Yos, nilai impor nonmigas Sumatera Selatan mencapai US$ 50,25 juta. Dibandingkan impor nonmigas Oktober 2017 mengalami peningkatan sebesar 90,16 persen. Kelompok barang impor
utama yang mengalami peningkatan seperti mesin-mesin/pesawat mekanik naik sebesar US$ 27,25 juta, lonceng,
arloji dan bagiannya naik US$ 1,58 juta, bahan kimia anorganik naik US$ 132,89 ribu plastik dan barang dari plastik
naik sebesar US$ 257,79 ribu, garam, belerang, dan kapur naik US$ 97,21 ribu, dan mesin/peralatan listrik naik US$
1,18 juta. Secara keseluruhan sepuluh golongan utama impor nonmigas Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar US$ 25,23 juta dari bulan Oktober 2017.
“Dilihat dari peranan terhadap total impor nonmigas selama Januari – November 2017, golongan mesin-mesin/pesawat mekanik memberikan peranan terbesar yaitu 31,86 persen diikuti pupuk sebesar 16,62 persen dan kayu, barang dari kayu sebesar 9,12 persen. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai 85,40 persen dari total impor nonmigas”, tutupnya.
Tags
Terkini
Berita TerbaruTrending
Berita Populer-
2