BNPB Minta Kepala Daerah Fokus Penanganan di Lahan Gambut

5 tahun ago
274

PALEMBANG,HS – Selama tiga hari hujan turun dan menyapu sejumlah daerah yang terkena kebakaran hutan dan lahan. Hal ini diklaim berhasil membantu memadamkan karhutla di Sumatera dan Kalimantan.

Hal ini diungkapkan langsung oleh kepala BNPB Letjen Doni Munardo, Usai Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumsel di Griya Agung Palembang, Selasa (24/9/2019).

Menurutnya, Berdasarkan data BNPB, hujan menyapu 10 kabupaten/kota di Sumatra Selatan, 11 kabupaten di Riau, 6 kabupaten di Kalimantan Selatan, 1 kota di Kalimantan Tengah, 7 kabupaten di Jambi, 11 kabupaten di Kalimantan Barat.

“Sebaran dalam waktu 3 hari terakhir, dibantu teknik modifikasi cuaca oleh Mabes TNI dengan 4 armada, yakni 1 hercules, 1 unit CN 295 dan 2 unit Cassa. Hujannya pun sudah turun di Jambi dan menyebar luas hingga ke Sumsel,” katanya

Berbagai upaya modifikasi cuaca sudah dilakukan, bahkan sebagai upaya maksimal pemadaman kebakaran lahan di Indonesia, sudah ada 50 unit helikopter yang diturunkan. Doni menyebut, untuk di Sumsel adalah jumlah unit terbanyak yakni 9 unit helikopter dimana 7 untuk waterbombing dan 2 untuk patroli.

“Alokasi bantuan dari BNPB untuk Sumsel terbanya. Sumsel ini memang menjadi perhatian penuh dari pemerintah pusat,” ucapnya. Doni menerangkan, pihak luar negeri selalu mempertanyakan apa yang sudah dilakukan dalam upaya mengatasi karhutla.

“Apa yang kita lakukan sudah luar biasa. Puluhan ribu personil gabungan sudah turun ke lapangan, melakukan pencegahan, penanggulangan, dan penanganan. Upaya pencegahan jauh lebih baik daripada pemadaman,” jelasnya.

Ia menyebutkan, seperti kejadian di Kalimantan Barat, meski sudah dilakukan waterbombing selama 7 hari dengan 3 unit helikopter namun karhutla belum padam. Hal itu membuktikan bahwa pemadaman karhutla di lahan gambut sulit padam.

“Gambut itu kodratnya harus basah dan berair, Indonesia itu menjadi negara ketiga terbesar miliki gambut. Membakar gambut sama dengan membakar batubara, padamkannya susah. Ketika gambut terbakar, maka akan kewalahan. Semua komponen masyarakat harus pahami ini, karenanya sosialisasi penting,” jelasnya.

Doni menerangkan, selama 2019 ini tercatat ada sebanyak 328.724 hektar lahan yang terbakar, dimana 86.563 hektarnya adalah gambut atau sekitar 27 persen. Diakui Doni, dalam upaya penanganannya dan upaya pencegahan pada tahun mendatang, harus permanen dengan merubah perilaku masyarakat.

“Karenanya mewajibkan para pimpinan daerah lakukan berbagai upaya. Segala hal yang kita lakukan perlu kita benahi, dan evaluasi kembali. Saya minta Bupati dan Walikota, susun konsep yang lebih terintegrasi, termasuk kerjasama pemda dan dewan agar kedepan ada alokasi anggaran yang disiapkan untuk kebencanaan,” jelasnya.

“Kami anjurkan pejabat berkomunikasi dengan rakyat. Karena tanpa melibatkan rakyat pencegahan tidak efektif. Dan dapat memanfaatkan lahan gambut dengan menanam berbagai tanaman yang bermanfaat,” tambah Doni.

Diketahui berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumsel pada 2019 ini sudah mencapai 60.123 hektar. Luasan karhutla ini lebih besar dibandingkan di 2018 yang hanya 41.150 hektar.

Adapun 60.123 hektar lahan yang terbakar tersebut tersebar di 10 Kabupaten/Kota yang ada di Sumsel seperti Banyuasin 12.423 hektar, Muara Enim 2.041 hektar, Musi Banyuasin 19.094 hektar, Musi Rawas 1.785 hektar, Muratara 5.555 hektar, Ogan Ilir 5.453 hektar, Ogan Komering Ilir 12.133, Ogan Komering Ulu Timur 152 hektar, Palembang 263 hektar dan Pali 1.224 hektar.