• Berita
  • Harga Telor Dan Ayam Sangat Tinggi, Disdag Sumsel akan Lakukan Hal Ini

Harga Telor Dan Ayam Sangat Tinggi, Disdag Sumsel akan Lakukan Hal Ini

6 tahun ago
216

Palembang – Naiknya harga telur ayam dan ayam potong di pasaran di Sumatera Selatan (Sumsel) diakibatkan karena saat ini sudah memasuki momen musim haji sehingga permintaan telur dan ayam tinggi dan berakibat harganya pun turut naik.  Selain itu, faktor pergantian musim cuaca pun mempengaruhi penurunan produksi.

Pantauan dilapangan saat ini harga telur Rp 25 ribu perkilogram dan harga ayam potong berkisar Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu perkilogram.

Plt Dinas Perdagangan (Disdag) Sumsel, Yustianus mengatakan, tingginya harga telur dan ayam diakibatkan karena saat sudah memasuki musim haji sehingga permintaan masyarakat tinggi dan momen ini dijadikan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menaikan harga.

“Kurang lebih di Sumsel menunaikan ibadah hadi ada 6000 jamaah haji jadi  setiap malam banyak yang sedekahan dan ruwahan sehingga permintaan dari masyarakat tinggi dan produksi menurun. Momen ini yang dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungg jawab menaikkan harga,” kata Yustianus, Kamis (26/7/2018).

Ia menjelaskan, saat ini jumlah khusus produksi telur di Sumsel normalnya 165 ton perhari dan saat ini produksi telur sudah menurun menjadi 150 ton perhari. “Produksi kita sedang berkurang 15 ton, walaupun kurang itu tidak terlalu menggangu,” ujarnya.

Menurutnya, komoditi telur itu bukan konsumsi utama masyarakat seperti halnya beras, gula, dan minyak. Lanjutnya, dirinya menghimbau kepada masyarakat jika ingin harga telur dan ayam turun jangan dulu mengkonsumsinya.

“Telur itu bukan komoditi utama seperti beras, gula, dan minyak. Tanpa telur juga bisa makan ada komoditi lainnya. Jika harganya mau turun masyarakat harus menahan diri itu tidak membeli telur dan ayam sementara itu. Jadi siapa yang tahan? Kalau permintaan turun pasti harganya juga ikut turun,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, faktor perubahan musim ke kemarau juga mempengaruhi produksi dari telur ayam yang menurun. “Faktor pergantian musim juga sangat berpengaruh terhadap produksi telur ayam,” ujarnya.

Lanjutnya, dirinya memprediksi harga telur dan ayam akan mulai mengalami penurunan usai momen lebaran Idul Adha.

“Prediksi saya harga telur dan ayam mulai turun usai momen lebaran Idul Adha karena setelah itu permintaan kan pasti turun. Acuan kami harga telur ayam itu Rp 22 ribu perkilogram sedangkan ayam Rp 30 ribu perkilogram,” katanya.

Ia menambahkan, dirinya menghimbau kepada pedagang boleh mengambil keuntungan tetapi jangan terlalu banyak.

“Boleh saja mengambil keuntungan itu sah saja tetapu jangan terlalu banyak. Saya juga menghimbau kepada oknum yang tidak bertanggung jawab yang memainkan harga di pasaran itu akan berhadap dengan hukum. Kami juga ada Satgas pangan yang akan menindaknya,” tutupnya