Kampung Cabai di Keramasan dan Ogan Baru
PALEMBANG,HS – Dua kelurahan yaitu Keramasan dan Ogan Baru yang terletak di Kecamatan Kertapati menjadi percontohan sebagai kampung cabai di Kota Palembang. Program sosial urban farming atau kampung cabai ini diselenggarakan kerjasama Bank Indonesia dengan pemerintah kota Palembang, Rabu (12/10).
Kepala Bank Indonesia Wilayah VII Palembang, Hamid Ponco Wibowo, menyampaikan, harga komoditas cabai yang tak tentu (fluktuatif, red) jadi salah satu penyumbang inflasi di Palembang. Sedangkan Palembang sendiri menjadi salah satu titik dasar penghitungan inflasi selain Lubuk Linggau.
“Kita sangat fokus untuk menjaga harga komoditas ini tetap stabil dan tidak bergejolak. Karena itu, kita adakan program ini sebagai salah satu upaya mengatasi inflasi di Palembang,” ujarnya.
Ia menambahkan, ada 5.000 bibit cabai yang dibagikan kepada 300 kepala keluarga yang terbagi dalam empat Kelompok Wanita Tani di Kelurahan Ogan Baru dan Kelurahan Keramasan.
Ucap Hamid, ke depan, penyuluhan urban farming kepada KWT di setiap kelurahan di Palembang akan digencarkan.
“Ke depan kita terus memberdayakan lahan mini yang ada di rumah mereka masing-masing. Serta memberikan bantuan bibit tanaman kepada mereka. Semoga langkah baik ini berbuah baik juga,” kata dia.
Sementara itu penyuluh pertanian di Keramasan Usman Apriadi, mengatakan pengembangan budidaya penanaman cabai tidak sulit. Asalkan petani budidaya tersebut sabar dan mengerti cara membudidayakannya karena bibit cabai yang akan dibudidayakan tidak harus ditanam di tanah langsung.
“Bisa juga menggunakan media tanam sejenis polyback cabai yang ditanam dengan menggunakan polyback dapat menghasilkan 1 kilo sampai 1,4 kilogram cabai segar dan bisa dipanen 10 sampai 12 kali panen. Bisa dibayangkan kalau satu KWT ada 50 pot polyback tanaman cabai, sudah berapa rupiah yang berhasil dihemat oleh warga,” urainya.
Agar cabai bisa tumbuh subur harus, lanjutnya, waktu penyiraman harus diperhatikan betul.Sebaiknya penyiraman dilakukan pagi hari sebelum pukul 6 pagi dan sore hari setelah pukul 5 sore. Setelah usia 60 hari dari bibit cabai ini akan muncul bunga dan berbuah.
“Nah, di usia 70 hari sampai 90 hari cabai-cabai ini bisa dipanen sampai dengan 12 kali petik, serta pemupukan dilakukan satu minggu sekali,” katanya.
Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, menyampaikan, urban farming kampung cabai sangat bermanfaat bagi warga. Selain bisa dikonsumsi sendiri, panen cabai juga bisa dijual. Apalagi, cabai adalah bahan baku pendamping pempek, makanan khas Palembang yang diekspor tak hanya ke luar Sumsel, tapi juga mancanegara.
“Mudah-mudahan, dengan kegiatan ini bisa membantu ekonomi masyarakat setempat serta menambah KWT yang ada,” tegasnya. (UDI)
Tags
Terkini
Berita TerbaruTrending
Berita Populer-
2