NARKOBA BIANG DERITA, SELAMATKAN ANAK KITA

8 tahun ago
238
Pelajar yang terpilih menjadi pengurus Gerhana foto bersama Fitrianti Agustinda Wakil Waikota Palembang, H Ahmad Zulinto Kepala Disdikpora, dan Brigend Pol M Iswandi Hari Kepala BNN Sumsel
Pelajar yang terpilih menjadi pengurus Gerhana foto bersama Fitrianti Agustinda Wakil Waikota Palembang, H Ahmad Zulinto Kepala Disdikpora, dan Brigend Pol M Iswandi Hari Kepala BNN Sumsel

PALEMBANG, HS – Guna memerangi penyalahgunaan narkoba, Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang mencanangkan program Gerakan Hebat Anti Naroba (Gerhana). Inilah langkah pasti pemerintah menyelamatkan para generasi muda termasuk kalangan peserta didik dari bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang.

Senin, 17 Oktober 2016, lebih dari seratus peserta didik yang terdiri pelajar Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan  Madrasah Aliah se Kota Palembang turut hadir di Aula SMK Negeri 2 Palembang di Jalan Demang Lebar Daun, 20 Ilir D III, Ilir Timur I. Selain pelajar, para kepala sekolah dan perwakilan guru juga ikut datang. Kedatangan mereka tak lain guna menyaksikan pengukuhan pelantikan Gerakan Hebat Anti Narkoba (Gerhana).

Tepat pukul 08.25 WIB—sebelum pengukuhan pelantikan pengurus Gerhana, seluruh yang hadir menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dari panduan suara SMK Negeri 2 Palembang. Anak didik dari SMA Negeri 1 Palembang coba membawakan tari persembahan. Kali ini, seluruh undangan disajikan penayangan film pendek bertema ‘Prestasi Yes, Narkoba Mati’ dari anak-anak teater Red Born atau Pita Merah didik SMA Negeri 10 Palembang yang disutradai Fir Azwar.

Berikutnya, acara pun dilanjutkan dengan laporan yang disampaikan Kepala Disdikpora Kota Palembang, H Ahmad Zulinto SPd MM.

Kata Ahmad Zulinto, Gerhana adalah program terbaru yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Disdikpora berguna memerangi bahaya narkoba yang masuk ke kalangan pelajar.

“Ayo kita ucapkan Yel-yel Gerhana dulu. Prestasi Yes..,Narkoba Mati…Prestasi Yes…,Narkoba Mati,” ucapan Zulinto ini diikuti oleh undangan yang hadir.

Dalam kesempatan ini, Ahmad Zulinto tak lupa memuji kepemimpinan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda yang menyempatkan diri hadir di acara pengukuhan pelantikan pengurus Gerhana.

“Anak-anak sekalian, apakah kenal dengan Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien. Inilah Ibu Fitrianti Agustinda SH yang juga dari golongan wanita,” kata Zulinto yang disambut tepuk tangan oleh hadirin.

Jauh sebelum program Gerhana dicanangkan, lanjut Ahmad Zulinto, Disdikpora Kota Palembang  memberlakukan upaya Jam ke Nol, di mana seluruh peserta didik bersama guru mulai melakukan aktivitas dari pukul 06.40 WIB diwajibkan membaca Alquran dan shalat Dhuha. “Bahkan, kegiatan proses belajar-mengajar di stop dan anak-anak diwajibkan shalat Dzuhur bersama,” cetusnya.

Tutur Ahmad Zulinto, melalui program Gerhana diharapkan dapat memberantas narkoba dari tingkatan SD, SMP, SMA/SMK. Ada dua tujuan yang ingin diwujudkan dari program Gerhana tersebut. Pertama, tujuan umum yaitu mendukung program nasional dalam rangka menjadikan generasi muda yang berprestasi.

“Kedua tujuan khusus, adalah mencegah masuknya narkotika di kalangan pelajar dan peredaran narkoba di kalangan anak-anak SD hingga SMA/SMK baik negeri maupun swasta. Dan, yang terpenting kita bisa memantau peserta didik dengan bersama-sama,” diungkapkannya.

Usai sambutan Ahmad Zulinto, tibalah saatnya Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda  untuk mengukuhkan pelantikan 25 siswa-siswi yang terpilih sebagai pengurus awal Gerhana jenjang SMP/MTs dan SMK/SMA/MA angkatan 2016/2017.

Fitrianti Agustinda menyebutkan, tidak ada di negara ini yang terbebas dari bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang. Di skala nasional, hukuman pemakai narkoba cukup berat sehingga generasi muda tidak agi terjerumus dengan pemakaian narkoba. Bersebab itu, perang melawan dan memberantas narkoba tidak hanya sekedar tugas dari satu instansi saja, melainkan tanggung jawab bersama semua pihak baik pemerintah, masyarakat, sekolah hingga orang tua.

“Masalah narkoba ini seakan sudah begitu memprihatinkan dan sangat miris, peredaran narkoba di mana-mana jadi permasalahan di seluruh negara di dunia,” Fitrianti berucap.

Bahkan, tidak terkecuali di Sumatera Selatan khususnya kota Palembang, masalah narkoba acap kali muncul di laman pemberitaan baik dari media elektronik maupun media cetak. Apalagi, saat ini narkoba sudah masuk ke lingkungan pendidikan, dengan meyusupi lewat makanan yang dijajakan di sekolah.

“Ini sudah sangat berbahaya sekali, Peraturan Menteri dimasukan narkoba. Inilah yang harus diantisipasi, yang membutuhkan kerjasama antar semua pihak,” ia menambahkan.

Bersebab itu, Fitrianti meminta dengan adanya program Gerhana di kalangan pelajar mampu memberantas pengaruh narkoba tersebut. Sehingga tak ada lagi, pelajar dan anak muda kota Palembang yang terjerumus dalam pengaruh narkoba.

“Cukup besar harapan kita, dengan pelantikan ini para pelajar kota Palembang akan lebih beprestasi dengan bersikap menjauhi narkoba. Sesuai dengan yel yel kita, Prestasi Yes, Narkoba No, kesehatan tetap nomor satu,” katanya.

Sejenak suasana ruangan Aula SMK Negeri 2 Palembang sontak meriah bercampur haru ketika menyaksikan suguhan drama yang berjudul “Lagu Monoton Menuju Maut” yang dibawakan oleh anak-anak SMA Negeri 10 Palembang yang tergabung di Grup Teater Gaung binaan Vebri Al Lintani.

Drama ini berkisah keadaan keluarga Kotik. Dia seorang bandar narkoba di sebuah perkampungan di kota Palembang. Kotik pun memiliki istri yang bernama Siti dan dua anak lelaki. Si sulung diberi nama Cendil, sedangkan adiknya bernama Cendal.

Dalam menjalankan bisnisnya, Koik seringkali menjadi kerumuman di setiap acara orgen tunggal remix sebagai pasar penjualan narkoba. Ia juga bekerjasama dengan orang yang punya hajatan agar mau mengadakan acara orgen tunggal. Biasanya Koik sanggup membayar separuh atau penuh biaya orgen tunggal

Koik pun tak lagi memikirkan keluarganya, sebab Siti dan anaknya Cendil yang duduk di bangku SMA kelas 2 sudah kecanduan berat narkoba.

“Narkoba adalah biang derita. Tidak akan pernah ada kebahagian yang dapat diraih dari narkoba. Jika pun ada perasaan bahagia, itu perasaan yang semu. Justru narkoba akan menyeret pecandunya ke dalam lumpur derita yang dalam,” kata Fir Azwar yang didamping Iir Stoned.

Brigadir Jenderal Polisi M Iswandi Hari SH MSi, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatan menyebutkan, ia sangat bangga mendengar Disdikpora Kota Palembang yang memprogramkan Jam ke Nol. “Saya salut dengan program ini. Jadi, sebelum masuk ke kelas ngaji dahulu. Karena itu saya ingin tanya kepada semua peserta didik, siapa yang hafal Alquran Surat Asy Syam,” tutur Iswandi yang juga mempersilakan siapa yang hafal Surat Ad Dhuha.

Kenapa surat Asy Syam? Jawab Iswandi, sesuai terjemahannya, maka sesungguhnya Allah telah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

“Narkoba itu adalah racun yang bisa mematikan siapa saja. Makanya, mari kita manfaatkan hidup ini dengan sebak-baiknya,” tandasnya.

Iswandi membeberkan, bentuk obat-obatan terlarang juga terus berevolusi. Narkoba tak melulu bergaya konvensional, berupa tablet atau serbuk. Namun, baru-baru ini ditemukan narkotika jenis baru yang bentuknya lembaran kertas. Narkotika itu  menyerupai lysergic acid diethylamid atau LSD.

“Orang yang memakai zat narkoba itu, susunan syaraf otaknya akan rusak seketika,” ungkapnya.

Kata Iswandi, secara nasional terdapat 27 persen pelajar yang menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang. Jika mereka tidak dibentengi, tentunya peredaran narkoba akan bertambah luas.

“Insyaallah, semakin banyak yang mencanangkan program Gerhana ini, dengan sendirinya bisa meminimalkan bahaya narkoba di kalangan anak-anak kita,” ucapnya. (ERS)