PKL di Palembang Dimodali Pendidikan Politik

8 tahun ago
251

 pklq

PALEMBANG, HS – Ratusan pedagang pasar se-Kota Palembang mengikuti penyuluhan peningkatan kesadaran politik masyarakat bagi pedagang termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL) bertempat di ruang Parameswara Sekretariat Daerah Setda Kota Palembang, Sabtu (10/9).

Agung Nugroho Staf Ahli Walikota bidang Pempolhukam kepada HALUAN SUMATERA menyebutkan, pentingnya pemberian pembekalan dasar kepada para pedagang ini merupakan hal yang dianggap wajar karena di pasar adalah sumber bahan untuk mengetahui perubahan suhu politik yang sedang terjadi.

Ungkap Agung, mereka perlu mengikuti perkembang politik di era zaman yang sudah maju. Seperti harga cabai yang paling mendasar sekali jika mengalami kenaikan tentu berpengaruh pada politik daerah dan sekaligus bagaimana memperkenalkan produk lokal ke mancanegara seperti kain songket. Semua ini ada keterkaitan dengan politik.

“Kita ketahui mereka adalah pelaku ekonomi, namun ada beberapa hal yang penting diketahui seperti memberikan suasana terciptanya stabilitas politik di kota Palembang yang baik yang mengedepankan etika. Dari sosialisasi inilah kita harapkan mereka bisa menjadi suatu pedagang yang bisa berpranserta dalam mewujudkan kesadaran politik,” ungkap mantan Kepala Dinas Kebersihan Kota Palembang ini usai membuka acara sosialisasi.

Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Bidanag Partisipasi Politik Kesbangpol, Radiostuti mengatakan, jika saat ini semua pedagang harus tau banyak sedikitnya pengetahuan politik itu. Maka dari itu dari penyuluhan ini kita harapkan bisa menjadi modal besar untuk mereka ketahui.

“Peserta yang mengikuti penyuluhan ini ada sekitar 200 lebih dari semua pedagang yang ada di kota Palembang, mereka belatar belakang dari masyarakat menengah ke bawah yang wajib tau akan politik,” katanya.

Pedagang Kaki Lima bernama Lena (45) yang sehari-harinya berjualan mi di Jalan Sekanak mengatakan, jika dirinya selama ini tidak mau tau apa yang sedang terjadi di negara ini. Namun, setelah mengikuti penyuluhan ini Lena mulai mengerti tentang kondisi negara.

“Yang saya tahu hanyalah harga sembako karena ini lebih menarik untuk diketahui dibandingkan dengan yang lain. Selama  pandangan kami,  siapa yang mau menjadi pejabat dan siapa yang memimpin itu tidak bisa merubah kehidupan kami khususnya sebagai pedagang. Tapi sekarang walau tidak  tau, minimal tau siapa namannya seperti Presiden kita dan Walikota kita,” ujar wanita paruh baya ini. (UDI)