Ruang Kelas Tak Memadai Sekolah Terpaksa Double Shift

7 tahun ago
1038
SDN 162 Palembang

PALEMBANG,HS –Ruang kelas atau ruang belajar siswa di sekolah, merupakan sarana paling penting untuk menunjang mutu untuk pendidikan di Sekolah.

Salah satu sekolah yang menjadi perhatian yakni SDN 162 Palembang yang terletak di R Sukamto Lorong Rawa Bening Kecamatan Kemuning Palembang, terlihat beberapa kelas nyaris ambruk. Kondisi itu memaksa pihak sekolah memindahkan kegiatan belajar mengajar ke siang hari (double shift).
Kepala SDN 162 Palembang Farida Nurhayati melalui Wakil Kepala SDN 162 Palembang Rosnani mengatakan dahulu ini merupakan SDN 185 Palembang dan sekarang berubah menjadi SDN 162 Palembang.

“Untuk total siswa sekarang ini ada 368 siswa, dengan total seluruh guru PNS dan honorer berjumlah 18 orang. Bangunan ini sudah ada sejak tahun 1983, kira-kira usia bangunan SDN 162 sudah mencapai 34 tahun,” katanya.
Lanjutnya, mengenai rombel ruangan kelas atau ruang belajar siswa/i, kepala sekolah, ruangan guru dan perpustakaan berjumlah 16 ruangan.

“Namun sejak 2013 atau sejak ada pemilihan calon Walikota kota Palembang tahun 2013 lalu, 2 kelas kita mengalami ambruk atau miring kebawah. Sehingga aktivitas kelas 5 dan Kelas 6 berhenti dan dipindahkan, makanya sampai sekarang kita masih menerapakan double shif, soalnya kita masih kekurangan kelas,” jelasnya.
Diakuinya, ambruknya dua kelas ini lantaran kayu di kelas tersebut sudah dimakan usia, dan lagi sekolahnya masih berada di atas rawa-rawa air, makanya membuat aktivitas di sekolah harus hati-hati.

“Ya, sampai sekarang pihaknya belum mendapatkan perhatian khusus mengenai ambruknya kelas tersebut. Memang ada bantuan kelas dari pihak Perusahaan Gas Negera (PGN), memberikan sebuah kelas baru. Tapi sebagian lagi kelas belum bisa diperbaiki semua,” ungkapnya.
Mengenai, ruang kelas yang nyaris ambruk itu biasa digunakan murid kelas 5 dan 6. Maklum saja, sekolah yang berdiri tahun 1983 masih belum bisa sebagus sekolah lain, dan lagi sekolahnya rawan akan banjir.

“Meski ada sebagian jalan sudah ada di cor batu, namun masih banyak Atap, Lantai dan Dinding (Aladin) sekolah sudah mulai keropos. Selain itu, beton penyangga bangunan beberapa kelas ada yang retak,” paparnya.
Makanya khusus kedua kelas tersebut, demi keamanan siswa/i kegiatan belajar terutama di kelas 5 dan 6 dipindahkan ke kelas lain. Sementara ada beberapa kelas diharuskan masuk di siang hari.

“Kondisi darurat tersebut sudah berlangsung sejak 2013 lalu Sampai sekarang, kami khawatir kalau dipaksakan untuk ditempati akan membahayakan siswa kami,” keluhnya
Mengingat SDN 162 dekat dengan pusat perkotaan, ditambah lagi tidak jauh dari sekolah ada beberapa pusat perbelanjaan kota dan Hotel, jadi kalau bisa sekolahnya di perhatikan dulu.

“Harapan kita semoga SD nya mendapatkan bantuan kelas baru, kalau bisa Sekolah tidak adalagi rawa-rawa. Sehingga kedepan kegiatan belajar mengajar siswa bisa lebih baik,” tandasnya.
Hal senanda yang diungkapkan, Siswa SDN 162 Palembang Yeni Yuniarti kelas 4 A mengatakan dulunya itu kelas 5 sampai 6, sekarang sudah tidak dipakai lagi lantaran kelasnya mau ambruk kebawa rawa-rawa.

“Kami takut kak kalau nanti nyeblos kebawah, maka guru memberikan palang pintu agar tidak dilewati. Perna saat banjir datang ada temannya jatuh kebawah, karena jalanan tertutup air rawa di sekitaran sekolah. Kalau kami maunya sekolahnya dapat di perbaiki,”tukasnya
Sementara itu, berdasarkan dari data Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang mencatat dari 248 Sekolah Dasar Negeri (SD) di kota Palembang, sebanyak 30 sampai 40% masih ada beberapa SDN kota Palembang masih diatas rawa-rawa air atau sekolah yang berada di atas panggung. Disdik menargetkan 2020 semua sekolah yang rusak sudah harus mendapatkan bangunan baru.
Kadisdik kota Palembang H Ahmad Zulinto, S.Pd.MM mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan prioritas, jadi seperti sekolah yang berda di rawa-rawadi kroscek lagi, khusus pembangunannya belum bisa di perbaiki sekarang.

“Maka sampai tahun 2020 mendatang, kita ada target itu artinya kita bisa clearkan masalah bangunan yang masih di rawa-rawa,” katanya.
Pihaknya mengakui, Mulai dari 30 sampai 40 % masih ada sekolah di kota Palembang berada di atas rawa-rawa, yang jelas pihaknya akan segera membangun.

“Jadi tidak ada penimbunan, takunya kalau ditimbun akan menyebakan banjir, makanya kita akan lakukan pembangunan secara bertahap, mana saja sekolah yang harus segera dibangun atau sekolah yang diprioritaskan, sesuai target Disdik kota, tahun 2020 semua sekolah sudah dibangun, jadi tidak ada sekolah yang berpapan atau berlantai kayu (sekolah panggung),” pungkasnya. (HSN).