Sampah Menumpuk Selama Ramadhan, Ini Penyebabnya

6 tahun ago
272
IST

PALEMBANG, HS – Volume sampah di kota Palembang mengalami peningkatan selama Ramadhan. Meningkatkan volume sampah ini salah satunya disebabkan oleh Pasar Bedug.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Palembang, Faisal AR mengungkapkan, volume sampah di metropolis meningkat sebanyak 20 persen dibandingkan hari biasa.

Penyebabnya karena aktifitas masyarakat yang meningkat, dan keberadaan pasar bedug selama Ramadhan. “Selama ramadhan, volume sampah ada peningkatan. Faktor utama yang menjadi penyebab karena Pasar Bedug,” unhkapnya, Kamis (31/5).

Faisal menerangkan, biasanya sampah di Palembang yang diangkut Dinas LHK sebanyak 600-700 ton per hari. Namun sekarang bisa mencapai 800-900 ton per hari. “Paling banyak di pasar bedug terjadi penumpukan setelah pasar,” ujarnya.

Melihat kondisi ini, Dinas LHK akan menambah personil untuk mengangkut sampah. Saat ini ada 60 personil pasukan kuning yang mengangkut sampah di ruas jalan protokol.

Sedangkan untuk kawasan pinggiran, pihaknya dibantu kaisar yang tersebar di setiap kecamatan. “Mobil ada dan motor kaisar juga sudah jalan. Untuk mobil di kecamatan membantu mengangkut sampah-sampah yang ada di pinggir-pinggir,” ujarnya.

Kendati meningkat, namun sambung Faisal pihaknya tetap siaga dan siap menerjunkan personil untuk menyisir sampah, seperti masih banyaknya sampah di median jalan yang sering ditemui di kawasan Kertapati. 

“Kurangnya kesadaran masyarakat membuat sampah masih bertumpuk,  padahal urusan sampah bukan hanya pemerintah tetapi harus ada kerjasama dengan masyarakat untuk mengangkut sampah,” imbuhnya.

Sebagai kota berkembang, sampah menjadi masalah serius yang saat ini terus ditangani Pemerintah Kota Palembanhlg melalui Dinas LHK.

Produksi sampah juga tumbuh setiap harinya, dimana menurut data yang disampaikan, dari total produksi sampah 1.400 ton per hari, hanya 600-800 ton yang bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan.

“Penduduk kita berjumlah 1,8 juta jiwa, dimana produksi sampahnya 1.400 ton per hari. Dari total kapasitas TPA Sukawinatan sebesar 25 hektare tinggal tersisa empat hektare. Jadi teknologi insenerator dirasa cukup efektif,” terangnya.