• Berita
  • Sumsel
  • Herman Deru Optimis Resesi Ekonomi Masih Dapat Dihindari di Sumsel

Herman Deru Optimis Resesi Ekonomi Masih Dapat Dihindari di Sumsel

4 tahun ago
330
Gubernur Sumatera Selatan H.Herman Deru rapat terbatas dengan Presiden melalui Virtual

PALEMBANG,HS – Gubernur Sumsel H Herman Deru menghadiri Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden RI Joko Widodo melalui virtual dari command center kantor Gubernur Sumsel, Selasa (1/9).

Rapat yang diikuti gubernur seluruh provinsi di Indonesia itu membahas soal upaya menghadapi pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional akibat dampak wabah tersebut.

HD mengatakan, saat ini Pemprov Sumsel masih gencar melakukan pengendalian perkembangan covid-19. Termasuk dengan memasifkan sosialisasi protokol kesehatan, tracing dan tracking hingga ke pelosok desa.

BACA JUGA ; Kerjasama dengan Gojek, Pemprov Sumsel Sediakan Sembako Murah dan Gratis Ongkir

“Tentu pengendalian covid-19 ini sampai saat ini terus gencar kita lakukan,” kata HD.

Bahkan dalam pengendalian covid-19 di Sumsel, dia menjelaskan, Pemprov Sumsel fokus pada tiga aspek yakni aspek kesehatan, ekonomi dan sosial. Hal itu, guna mengantisipasi dampak lain yang ditimbulkan wabah tersebut salah satunya terganggunya produktifitas sehingga perekonomian menjadi menurun.

Dia memastikan, pengendalian covid-19 dan pemulihan perekonomian di Sumsel dilakukan secara beriringan.

“Dalam pengendalian covid-19 ini, kita mengedapankan tiga aspek. Kesehatan, ekonomi dan sosial. Kita sudah antisipasi sejak dini agar sektor lain tidak terdampak. Kita lakukan upaya tersebut secara beriringan,” tuturnya.

Kendati begitu, dia tak menampik jika dampak pandemi menyebabkan kontraksi ekonomi. Menurutnya, berbagai negara juga mengalami hal tersebut.

“215 negara terdampak covid-19 tersebut. Jika dikatakan kita mengalami kontraksi, saya sependapat. Saat ini memang terjadi kontraksi ekonomi. Namun untuk pertumbuhan ekonomi di Sumsel masih dalam batas normal,” kata HD.

Terkait resesi ekonomi, HD menilai hal itu masih mungkin dapat dihindari. Sebab saat ini, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah bergerak cepat dan berkolaborasi melakukan pemulihan ekonomi.

“Untuk resesi masih bisa dihindari. Namanya resesi itu pasti ada indikasi dan indikasi untuk menjadi resesi itu sampai saat ini belum ada. Apalagi di Sumsel. Upaya cepat saat ini juga sudah kita lakukan agar resesi itu tidak terjadi,” paparnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam arahannya meminta agar pemerintah daerah menyamakan frekuensi dalam pengendalian covid-19 sehingga upaya yang dilakukan selaras dan sampai ke tingkat Pemkot, Pemkab, hingga desa.

“Saya mengingatkan agar gubernur terua memantau perkembangan covid-19 di wilayah masing-masing. Tinggatkan terus koordinasi sehingga upaya pengendalian ini sampai sampai ke tingkat Pemkot, Pemkab, hingga desa dengan cepat dan efektif,” kata Jokowi.

Menurutnya, saat ini perkembangan covid-19 di Indonesia masih terkendali. Bahkan perkembangannya mengalami tren penurunan. Dimana dari data yang dipaparkannya, dari 2,23 juta spesimen yang sudah dilakukan tes, ada 175 ribu yang dinyatakan positif. Tidak hanya itu, angka kesembuhan juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada bulan Agustus 2020 tercatat angka kesembuhan mencapai 70,21. Angka meningkat dari tiga bulan sebelumnya yang angka kesembuhannya hanya 15 persen.

“Dengan begitu kasus aktif mengalami penurunan yakni 23,7 persen pada bulan Agustus 2020. Namun yang harus diwaspadai adalah kasus meninggal dunia. Pada Agustus 2020 ini angka kematian tercatat hanya 4,2 persen, dibanding April 2020 yang mencapai 7,8 persen. Meski ada penurunan tersebut namun pergerakannya lebih tinggi dari angka covid-19 di dunia,” paparnya.

Dia pun berharap, gubernur terus masif dalam melakukan sosialisasi maupun himbauan terkait protokol kesehatan. Termasuk juga terus menggencarkab pembagian masker ke seluru daerah hingga ke pedesaan.

“Saat ini kita tengah melakukan upaya cepat pengujian vaksin. Kita sudah menerima komitmen di akhir tahun 2020, 20-30 juta vaksin akan dikirim ke Indonesia dan 290 juta vaksin juga sudah komitmen dilakukan di tahun 2021. Kita juga sedang mengembangkan vaksin merah putih dengan melibatkan sejumlah pihak termasuk lembaga biologi, perguruan tinggi dan lain-lain. Uji klinisnya juga akan dilaku