Mengelola Alam Secara Bijak Tidak Dengan Membakar Hutan dan Lahan

6 tahun ago
478

PALEMBANG,HS – Kabut asap akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi permasalahan serius bagi masyarakat secara luas. Bukan hanya di Indonesia, tetapi negara tetanggapun juga kena imbas akibat asap yang ditimbulkan oleh Karhutla ini.

Untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla tersebut, sejak tahun 2009 pemerintah pusat telah mengeluarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri yang mengatur tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu UU Nomor 32/2009 dan Permen LH Nomor 10/2010. Dalam peraturan tersebut, terisi tentang ancaman bagi oknum pembakar lahan bisa terancam pidana penjara maksimal 10 tahun dan denda hingga Rp.10 miliar.

Komandan Korem (Danrem) 044/Gapo Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo, S.IP. menjelaskan, hutan maupun lahan yang menjadi langganan terjadi kebakaran sebenarnya bisa menjadi produktif, bahkan lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk bertani, beternak maupun berkebun. Seperti lahan di Desa Pangkalan Bayat Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Di desa ini, masyarakat yang terbiasa melakukan kegiatan illegal, kini mulai beralih untuk bertani maupun berkebun.

“Secara langsung kegiatan ini dapat menciptakan lahan perekonomian baru dalam meningkatkan perekonomian keluarga,” terang Danrem.

Bahkan, sambung dia, Desa ini pada beberapa waktu yang lalu ditunjuk sebagai contoh dalam penanaman padi perdana jenis IP100 yang dihadiri langsung oleh Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI AM. Putranto S.Sos. bersama pejabat pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin.

“Prajurit TNI AD sangat siap membantu masyarakat yang ingin memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam,” ujar Kolonel Kunto.

Terlebih, Korem 044/Gapo sendiri memiliki formula Bios 44 yang merupakan agen hayati dari gabungan simbiosis mutualisme antar mikroorganisme yang dapat mengatur pH tanah dan memberikan unsur makro pada tanah sehingga dapat menambah tingkat kesuburan pada tanaman.

“Bios 44 merupakan gabungan simbiosis mutualisme antar mikroorganisme dan berfungsi untuk mempercepat terjadinya pembusuk materiai organik lahan gambut. Dan juga sekaligus melembabkan serta menutup rongga gambut dengan hifa atau sejenis lendir yang dihasilkan mikroorganisme yang terkandung dalam larutan yang sudah diformulasi,” paparnya.

Dijelaskan, Bios 44 merupakan gabungan mikroorganisme yang mampu memproduksi endospore yang tahan terhadap terhadap lingkungan seperti panas, asam, dan garam, dapat berada dalam lingkungan ekstrim dalam jangka waktu yang lama. Endospore adalah zat yang dibentuk pada saat mikroorganisme stress terhadap asupan makanan, memungkinkan organisme Bios 44 untuk terus berada di dalam lingkungan sampai kondisi menjadi baik.

“Inilah kelebihan utama Bios 44 yang tidak dimiliki oleh banyak formulasi mikroorganisme pada umumnya,” jelasnya.

Dengan pemberian Bios 44 pada lahan gambut dilanjutkan kemudian dengan penebaran eceng gondok sebagai agen pupuk hijau serta pereduksi oksigen dari lahan gambut yang selama ini menjadi pendukung terjadinya kebakaran lahan. Setelah oksigen berkurang maka dimasa yang akan datang api tidak akan menjalar meluas (merambat) seperti yang terjadi sebelumnya. Di samping itu eceng gondok yang telah mati akibat kemarau akan berfungsi menjadi pupuk atau penyedia unsur hara pada lahan gambut.

“Setelah itu mari kita bertanam kedelai, rakyat makmur, berdaulat pangan,” tukasnya.

Untuk membantu para petani dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian maupun perkebunan, Korem 044/Garuda Dempo telah memberikan bantuan kepada para petani secara cuma-cuma di seluruh wilayah Sumsel bahkan hingga keluar Sumsel dengan penggunaan Bios 44, serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat dan cara menggunakan Bios 44.

Tidak hanya itu, pada tahun 2016 di lahan gambut Sumsel telah dilakukan penebaran Bios 44 dengan kapasitas besar bekerjasama dengan tim Karhutla lainnya seperti BNPB, BPBD dan pihak terkait lainnya dengan menggunakan Pesawat Helly. Dengan dilakukan penebaran Bios 44 ini, hingga tahun 2018 ini tidak lagi terjadi kebakaran lahan gambut seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya. Dan masyarakat dapat memanfaatkan lahan gambut tersebut untuk bercocok tanam, baik pertanian maupun perkebunan dan perikanan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di lahan gambut tersebut.

Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat, agar tidak melakukan kebiasaan lama dalam mengolah lahan dengan cara membakar, selain dapat mengakibatkan kerugian, juga akan di ancam dengan hukuman pidana yang cukup berat bagi pelakunya.

“Kini Korem 044/Gapo telah memberikan solusi dalam pengolahan lahan dengan memberikan formula Bios 44 kepada masyarakat, selain untuk mencegah kebakaran juga dapat meningkatkan hasil produktivitas di bidang pertanian, perkebunan maupun perikanan,” pungkasnya