Stabilnya Harga Pangan Selama Puasa dan Lebaran Dorong Ekspektasi Investor

7 tahun ago
233

PALEMBANG,HS – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengapresiasi dampak positif dari kinerja Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang dibentuk KAPOLRI, Tim Kementan dan Kemendag sepanjang bulan Puasa Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 1438 H lalu. Kestabilan harga jual dan pasokan sejumlah komoditas pangan selama ini mampu menumbuhkan kepercayaan investor yang tercermin pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi awal perdagangan paska libur puasa dan lebaran kemarin.

Syarkawi Rauf, Ketua KPPU mengatakan, kerja keras Tim Satgas Pangan Polri, Tim Kementan dan Kemendag telah membuahkan hasil yang sangat positif. Harga jual dan pasokan komoditas pangan pada puasa dan lebaran tahun ini merupakan yang paling stabil sepanjang sepuluh tahun terakhir.

Capaian tersebut tentunya memberikan efek positif pada perekonomian nasional. “Pengawasan Tim Satgas Pangan Polri, Tim Kemendag dan Kementan membuat pasokan pangan stabil, dan berdampak pada harga yang stabil bahkan cenderung turun. Sehingga, inflasi pada Juni 2017 sekitar 0,69 persen penyumbang utamanya bukan lagi komoditas pangan tetapi angkutan udara. Hal ini mendorong ekspektasi positif para investor dan menurut beberapa pemberitaan media, mampu menguatkan IHSG hingga mencapai rekor 5.910 point,” ujar Syarkawi, Selasa, 4 Juli 2017.

Terdapat empat komoditas pangan yang menjadi sorotan utama KPPU bersama-sama dengan Tim Satgas Pangan Polri selama puasa dan lebaran 1438 H, yakni daging sapi, gula, minyak goreng, serta bawang putih. Tim Satgas Pangan Polri bersama KPPU, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Perum Bulog secara intensif menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di kota-kota besar untuk memantau perkembangan pasokan dan harga.

Menurut Syarkawi, koordinasi lintas kementerian/lembaga mempersempit ruang gerak para spekulan yang selama ini berperan memainkan harga jual, sehingga pasokan pangan cukup lancar dan membuat harga jual terkendali. “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran Polri yang turun langsung mengawasi dan memantau pergerakan harga pangan di pasar modern dan Tradisional,” kata dia.

Sebagai contoh, pada tahun-tahun sebelumnya, harga daging sapi segar bisa mencapai hingga Rp 150.000 per kilogram (kg), tapi pada lebaran lalu harganya stabil di kisaran Rp 120.000 per kg untuk daging segar kualitas terbaik. Sementara harga daging sapi beku tetap stabil Rp 80.000 per kg sesuai dengan ketentuan harga eceran tertinggi (HET) Kemendag.

Syarkawi menjelaskan, harga gula di pasar-pasar ritel masih stabil sesuai HET senilai Rp 12.500 per kg. Padahal, di tahun lalu harganya sempat menyentuh Rp 18.000 per kg. Begitu juga harga minyak goreng yang tetap sesuai HET senilai Rp 11.000 per kg atau bahkan 10.000 di pasar tradisional untuk minyak Kemasan sederhana di mana tahun lalu naik hingga Rp 23.000 per kg. “Harga bawang putih juga mengalami penurunan, kecuali jenis cutting yang memang harganya mahal karena kualitas nya paling baik, sejak diimpor dari China harganya sudah mahal,” kata dia.

Stabilnya harga-harga komoditas pangan tersebut secara langsung berdampak pada penurunan laju inflasi nasional. Di mana, inflasi Juni 2017 tercatat hanya mencapai 0,69% dengan penyumbang terbesar berupa kenaikan tarif listrik dan biaya transportasi udara.  Angka inflasi ini lebih rendah ketimbang rata-rata inflasi periode puasa dan lebaran tiga tahun terakhir sebesar 0,85 % (mtm).

Menurut Syarkawi, dengan inflasi yang rendah tentunya memberikan dampak positif pada perekonomian nasional. “Biasanya harga pangan menjadi penyumbang utama inflasi. Dengan inflasi yang rendah, prospek ekonomi akan lebih membaik dengan tumbuhnya ekspektasi investor di pasar bursa saham ,” ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun musim puasa dan lebaran 1438 H telah berlalu, Tim lintas kementerian/lembaga bersama Satgas Pangan Polri akan terus menjaga kestabilan pasokan dan harga komoditas pangan utama lainnya. Seperti komoditas beras, ayam, dan cabai. “Kami berharap Tim lintas kementerian dan lembaga dapat membangun sistem koordinasi yang lebih baik, sehingga dapat memberikan solusi baik jangka sangat pendek, pendek, menengah, maupun jangka panjang,” tutur Syarkawi. (MDN)