Pembangunan Poltekpar Memakan Dana APBN 130 miliar

8 tahun ago
271

13408726_566419570186052_1792785243_nPALEMBANG,HS – Pada Awal Tahun 2017 ini Dimulainya Pembangunan Gedung Politeknik Pariwisata (Poltekpar) yang Akan memakan Dana sekitar 130 miliar Dan dananya tersebut akan Mengunakan APBN.

Dan Saat ini sedang dilakukan pembuatan Master Plan dan DED oleh PT. Panda Persada sebagai pemenang tender.

“Politeknik Pariwisata Palembang akan menjadi ujung tombang pengembangan kepariwisataan Sumsel, karna untuk obyek Pariwisata di Sumsel sangat banyak sekali bahkan setiap Kabupaten/Kota memiliki Obyek Pariwisata masing-masing.”ujar Alex Usai Penandatanganan MoU dilakukan langsung Direktur Politeknik Pariwisata Palembang dan Mr. Heinz Burki sebagai President International Management Institute (IMI). dilanjutkan dengan kuliah umum bagi Mahasiswa Poltekpar Palembang, di Griya Agung selasa (12/10).

Alex juga Menambahkan. untuk kemajuan Poltekpar Palembang perlu didukung semua pihak baik pemerintah, swasta, dan Para Mahasiswa sendiri yang akan menentukan mau dibawah kemana Poltekpar Palembang kedepan.

“Kita sudah melakukan MOU kerjasama dengan IMI dari Switzerland dan Asia Pacific Institute For Event Management. Jadi Kurang apa lagi, saya akan berperan  penuh disini,”tegasnya.

Sementara itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dibudpar) Pemprov Sumsel, Irene Camelyn Sinaga, yang juga menjabat sebagai Plt Direktur Poltekpar ini, Menurutnya konsultannya sudah paparan yang pertama kali. Mudahan-mudahan akhir Oktober sudah ada paparan antara.

”Pengerjaan fisik akan dilakukan awal 2017, kalau spesifiknya kami tidak tahu sebab kita hanya menerima fisik,” ucap dia.

Dikatakan Irene, pembangunan dilakukan tiga tahun (2017-2019). Namun pada 2017 difokuskan pada pembangunan gedung perkulihan. Sementara untuk dosen, Poltekpar belum memiliki dosen tetap tapi tahun ini akan diadakan rekrument dan instruktur dosen tetap.

”Kalau ketentuan, satu prodi, minimal memiliki satu dosen tetap. Saat ini belum ada. Tahun depan semoga sudah ada dosen tetap,”ungkap dia.

Terkait kerja sama dengan Swiss, masih kata Irene, ada tiga hal yang dikerjasamakan yakni mahasiswa, kurikulum dan dosen. Tujuannya meningkatkan ketiga element tersebut. Jadi, nanti ada mashasiswa yang magang dan dosen yang kuliah disana (IMI Switzerland dan Asia Pacific Institute For Event Management) serta mahasiswa mendapatkan double status.

”Artinya selain lulusan Poltekpar mereka juga dapat gelar dari sana,” paparnya.

IMI dan Asian Pacific, masih kata Irene, akan diterapkan diangkatan pertama. Memang pihaknya sangat konsen dengan angkatan pertama ini. Jadi mutunya tidak ketinggalan. Terkait kondisi tenaga kerja pariwisata, dijelaskan Irene, pariwisata merupakan nomor dua penyumbang tenaga kerja terbesar setelah pertanian. Dengan begitu, untuk  mengurangi kemiskinan dapat melalui meningkatan tenaga kerja pariwisata.

”Kami yakin industri pariwisata akan terus berkembang,” paparnya.

Soal masih banyaknya tenaga pariwisata yang belum tersertifikasi, Irene mengakui, hal tersebut problem dan PR serta menjadi catatan. Nah dengan adanya Poltekpar ini membangun pekeja sesuai standar. Nantinya akan ada kerja sama dengan luar dan industri di hotel disini.

”Mereka (pelaku pariwisata) merekrut pekerja dari luar maka harus melakukan bimtek, tetapi mereka merekrut dari Poltekpar maka tidak perlu melakukan bimtek,” paparnya.

Saat ini, masih kata Irene, jumlah tenaga kerja pariwisata ada 48 ribu. Yang baru tersertifikasi baru 5 ribu. Jadi masih sangat minim. Sedangkan target Sumsel ada 30 ribu tenaga kerja tersertifikasi secara bertahap. ”Tahun ini, target kami 10 ribu,” ucap dia.

Tapi, dijelaskan Irene, untuk melakukan sertifikasi ini memerlukan dana. Saat ini dilakukan efisiensi.

”Bukan kami yang melakukan sertifikasi tapi kementerian sebab Disbudpar tidak menganggarkan,” tutupnya.(MDN)