ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN BAGIKAN 300 PAKET SEMBAKO

8 bulan ago
192

PALEMBANG,HALUANSUMATERA.COM — Pemerintah Kota Palembang kembali melanjutkan layanan jemput bola administrasi kependudukan bagi warganya.

Kali ini, layanan dipusatkan di Auditorium Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Selasa (26/3/2024).

Layanan administrasi kependudukan itu, antara lain, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Identitas Anak (KIA), Akta Kelahiran dan juga Kartu Keluarga (KK).

Selain administrasi kependudukan, Pemkot Palembang juga menyerahkan 300 paket sembako kepada warga tidak mampu atau penerima manfaat di Kecamatan Seberang Ulu Dua.

Pemberian sembako ini bagian dari program pengendalian inflasi dan mengurangi angka kemiskinan ekstrem.

Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, mengatakan, cukup banyak bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah. Baik itu dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemkot Palembang.

“Ada Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta pembuatan dokumen kependudukan dan lain-lain, itu gratis,” ujar Dewa.

Ini merupakan langkah konsisten Pemkot Palembang menuju pengguna layanan KIS 100 persen, begitu juga dengan dokumen kependudukan lainya.

Terkait pengendalian inflasi, Dewa mengimbau masyarakat agar belanja sesuai kebutuhan dan tidak panic buying.

“Ini agar harga tidak melonjak drastis di pasaran dalam rangka pengendalian inflasi.”

Sebelumnya Ratu Dewa juga telah mengajak masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan rumah masing-masing.

“Kalau semua menanam cabai kita tak perlu beli di pasar dan harga terkendali. Cabai faktor utama inflasi. Alhamdulillah inflasi stabil 2,63 persen,” bebernya.

Ia menyebutkan, jumlah penerima manfaat bantuan sembako di Kota Palembang berjumlah 12.812 orang.

“Kecamatan SU II termasuk tinggi ada 1.193 penerima manfaat, kemarin sudah dibagikan 200 bantuan dan hari ini 300 jadi total 500 paket sembako. Sisanya 693 akan kita bagikan lagi dan ini sebagai wujud komitmen kami dalam rangka mengurangi angka kemiskinan ekstrim,” demikian Ratu Dewa. (*)