Peras Kades, Oknum Wartawan Dipolisikan

8 tahun ago
601

kades

OKI, HALUAN SUMATERA – Tujuh orang Kepala Desa yang berasal dari Kecamatan SP Padang dan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan mendatangi Kantor Polres OKI. Kedatangan mereka untuk melaporkan kedua oknum wartawan yang diduga melakukan pemerasan dan perbuatan yang tidak menyenangkan kepada sejumlah kepala desa.

Salah satu kades yang ikut melaporkan oknum wartawan tersebut mengatakan, bahwa dirinya bersama enam orang kades lainnya merasa resah dengan kehadiran oknum wartawan yang sering meminta sejumlah uang kepadanya dan kades lainnya.

“Saya dan keenam kades lainnya merasa resah dengan kehadiran wartawan yang bernama Abas dan Tarmizi karena sering mengganggu kerja aparatur desa dengan cara menakut-nakuti kalau pembangunan desa ada mark-up dan akan diberitakan dengan nada yang ujung-ujungnya meminta sejumlah uang untuk transport dan lain sebagainya,” ujar salah satu kades yang namanya enggan disebutkan, Jumat (19/8).

Menurutnya, beberapa waktu lalu kedua oknum wartawan itu pernah menemui dirinya dan mereka mengatakan kalau ingin ke Palembang dan butuh uang guna memperpanjang kartu anggota PWI. “Kamini nak memperpanjang kartu PWI yang sudah mati itu harganya Rp 750ribu per KTA berarti orang dua Rp 1,5juta,” ujar kades yang menirukan perkataan kedua wartawan tersebut.

“Saya tidak ingin ribut jadi mereka saya kasih uang Rp 100ribu, tapi mereka menolak karena terlalu sedikit dan saya tambah Rp 100ribu lagi. Dan salah satu dari mereka yang bernama Tarmizi berkata kalau uang tersebut hanya untuk teman saya ini, dan saya tidak mau menerima uang kecil besok lusa saya ke sini lagi,”jelas kades tersebut.

Kades tersebut berharap, kepada organisasi yang menaungi wartawan untuk dapat memberikan teguran keras terhadap oknum yang bersangkutan karena ini jelas merusak citra pers itu sendiri.

“Saya banyak kenal dengan wartawan tapi mereka tidak pernah meminta uang kesaya mereka ingin informasi ya saya kasih yang ini beda dengan yang lain, kesannya kades ini sebagai ATM,” ungkapnya.

Abas, salah satu wartawan yang dituduhkan melakukan pemerasan tersebut menyangkal bahwa dirinya meminta uang kepada kades untuk memperpanjang kartu PWI akan tetapi dirinya tidak menampik kalau menanyakan masalah alokasi dana desa (ADD). (Tom)